Baca juga artikel saya sebelum nya Penyakit pada terong
Berikut ini saya akan mendeskripsikan beberapa jenis penyakit yg ada pada tanaman cabai.
keriting dan ukuran daun mengecil.
Pada umumnya tanaman yg terinfeksi menjadi kerdil dan ruas-ruas pada percabangan memendek.
Jika menyerang pada fase pembungaan, bunga menjadi gugur.
Virus ini dsebarkan oleh kutu kebul/kutu putih/whitefly(Besimis tabaci).
Teknik pengendalian dapat dilakukan dengan mengamati perkembangan kutu kebul dari awal penanaman, membuang dan memusnahkan tanaman yg telah terinfeksi, mencabut dan memusnahkan gulma yg merupakan inang alternatif dari kutu kebul.
Pengendalian kutu kebul sebagai vektornya dengan aplikasi insektisida berbahan aktif berikut :
Gejala awal pada daun berupa bercak bulat kecil, hitam dan basah.
Sedangkan pada buah bercak berwarna cokelat kehitaman dan apabila diraba terasa cekung, kering dan mengeras.
Pada batang, bercak berwarna hitam kecokelatan, dan nampak memanjang.
Bakteri menyerang pada semua umur tanaman.
Kondisi hangat Kisaran suhu 24-30°C dan kelembaban tinggi mendukung perkembangan penyakit ini.
Penyebaran terjadi melalui cipratan air akibat hujan atau pun penyiraman.
Teknik pengendalian dapat dilakukan dengan melakukan pergiliran tanam dengan tanaman yg bukan inang seperti kacang dan jagung, pemupukan rendah N agar tanaman tidak terlalu berair, mengatur jarak tanam agar tdk terlalu rapat.
Melakukan pemangkasan daun-daun tua untuk mengurangi kelembaban disekitar tanaman
Dan juga aplikasi BAKTERISIDA berbahan aktif berikut :
Layu bakteri pada tanaman terong disebabkan oleh bakteri ralstonia solanacearum. Bakteri ini mempunyai kisaran inang yg sangat luas diantara nya TERONG, TOMAT dan CABAI.
Gejala terkena penyakit ini :
Bakteri ini merupakan bakteri tular tanah dan dapat bertahan tanpa inang selama kurang lebih 2 tahun
Bakteri berkembang pada suhu yg hangat, kelembaban tinggi dan curah hujan yg tinggi.
Teknik pengendalian dilakukan dengan pergiliran tanaman, pencegahan dengan aplikasi BELERANG pada saat persiapan lahan, pemupukan rendah N agar tidak terlalu berair, mencabut tanaman yg sudah terinfeksi.
Dan juga mengaplikasikan BAKTERISIDA berbahan aktif berikut :
Jamur ini menyerang buah baik muda maupun buah masak.
Gejalanya bermula dari bercak kecil dan berkembang hampir ke seluruh permukaan buah dan menyebabkan buah menjadi busuk kering dan agak lunak.
Dalam keadaan yg lembab, kumpulan spora yg terbentuk berwarna oranye hingga hitam tergantung jenis jamur colletotrichum yg berkembang.
Buah yg terserang parah akan menjadi keriput dan kering.
Suhu hangat (Kisaran 20-27°C) dan basah dapat mempercepat perkembangan penyakit ini.
Jamur ini bersifat terbawa benih.
Teknik pengendalian
Dan sangat penting sekali yg perlu sobat Petani Indonesia ketahui dan di ingat²,
Hal-hal yang paling tidak boleh dalam proses pencampuran PESTISIDA yaitu :
Jangan berani² anda mencoba nya bila tidak ingin berdampak buruk pada tanaman anda ya sobat
Baik semoga artikel ini bisa membantu sobat Petani indonesia yg ada dseluruh NUSANTARA.
Sekian dan Terima kasih bagi anda yg sudah mengunjungi blog saya
Tunggu update terbaru artikel saya selanjut nya 😉😉
Berikut ini saya akan mendeskripsikan beberapa jenis penyakit yg ada pada tanaman cabai.
- Begomovirus/virus kuning
keriting dan ukuran daun mengecil.
Pada umumnya tanaman yg terinfeksi menjadi kerdil dan ruas-ruas pada percabangan memendek.
Jika menyerang pada fase pembungaan, bunga menjadi gugur.
Virus ini dsebarkan oleh kutu kebul/kutu putih/whitefly(Besimis tabaci).
Teknik pengendalian dapat dilakukan dengan mengamati perkembangan kutu kebul dari awal penanaman, membuang dan memusnahkan tanaman yg telah terinfeksi, mencabut dan memusnahkan gulma yg merupakan inang alternatif dari kutu kebul.
Pengendalian kutu kebul sebagai vektornya dengan aplikasi insektisida berbahan aktif berikut :
Abakmektin
Tiametoksam
Metidation
Diafenturion
- Bercak bakteri
Gejala awal pada daun berupa bercak bulat kecil, hitam dan basah.
Sedangkan pada buah bercak berwarna cokelat kehitaman dan apabila diraba terasa cekung, kering dan mengeras.
Pada batang, bercak berwarna hitam kecokelatan, dan nampak memanjang.
Bakteri menyerang pada semua umur tanaman.
Kondisi hangat Kisaran suhu 24-30°C dan kelembaban tinggi mendukung perkembangan penyakit ini.
Penyebaran terjadi melalui cipratan air akibat hujan atau pun penyiraman.
Teknik pengendalian dapat dilakukan dengan melakukan pergiliran tanam dengan tanaman yg bukan inang seperti kacang dan jagung, pemupukan rendah N agar tanaman tidak terlalu berair, mengatur jarak tanam agar tdk terlalu rapat.
Melakukan pemangkasan daun-daun tua untuk mengurangi kelembaban disekitar tanaman
Dan juga aplikasi BAKTERISIDA berbahan aktif berikut :
- Streptomycine
- Asam oksolinik
- Dazomet
- Layu bakteri
Layu bakteri pada tanaman terong disebabkan oleh bakteri ralstonia solanacearum. Bakteri ini mempunyai kisaran inang yg sangat luas diantara nya TERONG, TOMAT dan CABAI.
Gejala terkena penyakit ini :
- tanaman mendadak layu tanpa diawali gejala kekuningan pada daun.
- Batang utama tampak hijau dan tegak, sedangkan tangkai daun dan helaian daun tampak layu pada siang hari
- Batang berwarna cokelatcokelat
Bakteri ini merupakan bakteri tular tanah dan dapat bertahan tanpa inang selama kurang lebih 2 tahun
Bakteri berkembang pada suhu yg hangat, kelembaban tinggi dan curah hujan yg tinggi.
Teknik pengendalian dilakukan dengan pergiliran tanaman, pencegahan dengan aplikasi BELERANG pada saat persiapan lahan, pemupukan rendah N agar tidak terlalu berair, mencabut tanaman yg sudah terinfeksi.
Dan juga mengaplikasikan BAKTERISIDA berbahan aktif berikut :
Streptomycine
Asam oksolinik
Dazomet
- Hawar phytophthora
Hawar phytophothora disebabkan oleh jamur phytophothora capsici.
Bagian tanaman yg terserang adlah daun, batang dan buah. Daun yg terserang menjadi busuk atau lodoh, sedangkan pada batang terjadi penyempitan batang berwarna hitam dan buah yg terserang menjadi berwarna hitam dan sedikit lembek.
Penyakit ini berkembang pada suhu rendah dengan kelembaban tinggi.
Penyebaran dapat melalui percikan air dan angin.
Teknik pengendalian Dapat dilakukan dengan membuang dan memusnahkan bagian tanaman yg terserang, memangkas daun² tua untuk mengurangi kelembaban disekitar tanaman
Dan juga aplikasi FUNGISIDA berbahan aktif berikut :
- Dimetomorf
- Folpet
- Klorataronil
- Kaptam
- Ziram
- Mankozeb
- Propineb
- Asibenzolar s-metyl dll
- Antraknosa/ patek
Jamur ini menyerang buah baik muda maupun buah masak.
Gejalanya bermula dari bercak kecil dan berkembang hampir ke seluruh permukaan buah dan menyebabkan buah menjadi busuk kering dan agak lunak.
Dalam keadaan yg lembab, kumpulan spora yg terbentuk berwarna oranye hingga hitam tergantung jenis jamur colletotrichum yg berkembang.
Buah yg terserang parah akan menjadi keriput dan kering.
Suhu hangat (Kisaran 20-27°C) dan basah dapat mempercepat perkembangan penyakit ini.
Jamur ini bersifat terbawa benih.
Teknik pengendalian
- membuang dan memusnahkan gulma dan sisa-sisa tanaman yg terinfeksi
- Mengatur jarak tanam agar tdk terlalu rapat sehingga kelembaban disekitar tanaman tidak berlebihan
- Membuang dan memusnahkan bagian tanaman yg terinfeksi
- Kloratalonil
- Karbendazim
- Propineb
- Heksakonazol
Dan sangat penting sekali yg perlu sobat Petani Indonesia ketahui dan di ingat²,
Hal-hal yang paling tidak boleh dalam proses pencampuran PESTISIDA yaitu :
- Formulasi yang sama tapi berbeda merek dagang
- WP + EC
- Pestisida + pupuk DaunDaun
Jangan berani² anda mencoba nya bila tidak ingin berdampak buruk pada tanaman anda ya sobat
Baik semoga artikel ini bisa membantu sobat Petani indonesia yg ada dseluruh NUSANTARA.
Sekian dan Terima kasih bagi anda yg sudah mengunjungi blog saya
Tunggu update terbaru artikel saya selanjut nya 😉😉
No comments:
Post a Comment
Silakan kasih komentar kalian dibawah